Senin, 22 Agustus 2011

Filsafat Sejarah



SPEKULATIF FILSAFAT SEJARAH: KANT DAN HERDER
by Sri Dwi Ratnasari

Gambaran Umum
Bagian sejarah filsafat merupakan bentuk cabang filsafat yang dikenal sebagai teori pengetahuan atau epistemologi. Tetapi konsepsi itu oleh kebanyakan penulis pada abad kesembilan belas sama sekali berbeda. Filsafat sejarah, telah sebagai objek sejarah dalam arti res gestae tidak historia rerum gestarum, dan tugas eksponen adalah untuk menghasilkan penafsiran saja, sebenarnya peristiwa menunjukkan bahwa jenis khusus kejelasan dapat ditemukan di dalamnya.
Jika kita bertanya mengapa sejarah demikian diduga merupakan masalah bagi filsuf, jawabannya adalah karena sifat tampak kacau dari fakta-fakta yang mengarangnya. Pada abad ke-19 sejarah filsafat muncul terdiri dari mata rantai peristiwa yang terhubung secara kurang lebih longgar atau tanpa sengaja, di mana pada pandangan pertama di tingkat manapun, tidak ada rencana yang jelas atau pola bisa dilacak.
Sebuah filsafat sejarah dalam arti khusus berarti, seperti yang akan jelas, perawatan spekulatif fakta historis yang rinci, dan karena itu milik metafisika daripada teori pengetahuan. Dalam Hegel sendiri hanya bagian dari proyek yang komprehensif dipahami dengan vboldness luar biasa untuk menampilkan rasionalitas yang mendasari dari semua sisi dan aspek dari pengalaman manusia. Filsafat sejarah terjadi dalam proyek ini bersama dengan filsafat alam, seni, agama dan politik, untuk semua perawatan umum yang sama diterapkan.

Filsafat Sejarah Kant
Ilmu pengetahuan menurut Kant mempunyai bentuk dan materi (isi). Isi pengetahuan berasal dari pengalaman dan bentuk pengetahuan dianggap berasal dari rasio. Pengetahuan berasal dari akal-akal manusia yang dituangkan menjadi sebuah pengetahuan.
Filsafat kant bermaksud membeda-bedakan antara pengenalan yang murni dan yang tidak murni, yang tiada kepastiannya. Ia ingin membersihkan pengenalan dari keterikatan kepada segala penampakan yang bersifat sementara. Jadi filsafatnya dimaksud sebagai penyadaran atas kemampuan—kemampuan rasio secara obyektif dan menentukan batas-batas kemampuannya, untuk member tempat kepada iman dan kepercayaan.
Metode yang digunakan Kant adalah metode kritis dimana ia mendasarkan diri atas nilai yang tinggi dari akal, namun tidak mengingkari adanya batas-batas kemampuan akal tersebut. Metode kritis Kant adalah ingin mencari unsur aprioris dari pengetahuan yang menanyakan mengapa dan bagaimana kepastian dari suatu pengetahuan itu mungkin. Dan mengenai timbulnya masalah apakah pengetahuan yang lepas dari pengalaman, bahkan lepas dari kesan-kesan pancaindera (pengetahuan apriori), sungguh-sungguh ada, menurut Kant tidak perlu dijawab, karena pertanyaan ini tidak mungkin ada jawabnya.
Apesteori menurut istilah adalah menunjukkan sejenis pengetahuan yang dapat dicapai hanya dari pengalaman, maka dari itu pengetahuan dapat dirumuskan hanya setelah observasi dan eksperimen. Apriori digunakan, kontras dengan apesteori, untuk mengacu kepada kesimpulan-kesimpulan yang diasalkan dari apa yang sudah ditentukan, dan bukan dari pengalaman. Apriori berarti tidak bergantung pada pengalaman inderawi. Immanuel kant mengkritik empirisme, ia berpendapat bahwa empirisme harus dialandasi dengan teori-teori dari rasionalisme sebelum dianggap sah melalui proses epistomologi.
Kant dalam karyanya “The Critique Of Pure Reason” mencoba menunjukkan adanya proposisi dari jenis yang sangat umum yang merupakan bagian dari filsuf dapat menegaskan tentang sifat independen dari pengalaman dan dia berpendapat bahwa pengetahuan yang proposisi adalah dorongan positif untuk menyelidiki  empiris. Pengetahuan tentang proposisi dalam proses sejarah harus mendorong sejarawan untuk melakukan studi sebagai kebanyakan keyakinan bahwa ada jalan keluar untuk dapat mencarinya. 
Ajaran Kant disebut kritisme karena ia menggunakan metode kritis, ia mendasarkan diri atas nilai yang tinggi dari akal, namun tidak mengingkari adanya batas-batas kemampuan akal tersebut. Karena dengan kritisme dapat mencari unsur aprioris dari pengetahuan yang menanyakan mengapa dan bagaimana kepastian dari suatu pengetahuan itu mungkin.
Prinsip Kant dalam sejarah adalah prinsip materi. Dia menyatakan bahwa pada prinsipnya proposisi empiris maupun sebagai kebenaran yang diperlukan dalam arti yang umum, kausalitas baginya adalah bukan hanya suatu kebenaran yang diperlukan tetapi lebih memerlukan kritik. Kritik pertama adalah regulatif  atau heuristik yang berguna dalam penuntutan atas penelitian empiris. Penulisan sejarah didasarakan pada jenis yang ada dalam pikiran dengan pengetahuan luas tentang fakta-fakta sejarah tertentu. Filsafat sejarah adalah liontin untuk filsafat moral. Menurut Kant, ada dua unsur yang memberi sumbangan kepada pengetahuan manusia tentang dunia.  Yang pertama adalah materi pengetahuan yaitu kondisi-kondisi lahirilah ruang dan waktu yang tidak dapat kita ketahui sebelum kita menangkapnya dengan indera kita.  Ruang dan waktu adalah cara pandang dan bukan atribut dari dunia fisik. Yang kedua adalah bentuk pengetahuan yaitu kondisi-kondisi batiniah dalam manusia mengenai proses-proses yang tunduk kepada hukum kausalitas yang tak terpatahkan.
Kant berpikir tidak hanya bahwa ada pola dalam sejarah tetapi lebih jauh bahwa itu adalah bagian dari jenis tertentu. Jika sejarah adalah apa yang tampaknya menjadi kepercayaan dalam pemeliharaan ilahi adalah dilarang, namun bahwa keyakinan, atau sesuatu seperti itu (argumen berjalan), sangat penting jika kita ingin menjalani kehidupan moral. Tugas filsuf tentang sejarah sesuai untuk menunjukkan bahwa, meskipun penampilan pertama, sejarah adalah proses rasional dalam arti ganda pada satu melanjutkan rencana dimengerti dan cenderung untuk tujuan yang dapat menyetujui alasan moral.
Bagaimana hasil ini dicapai? Petunjuk dengan interpretasi sejarah yang filosofis Kant yang ditawarkan ternyata sangat sederhana; itu, pada dasarnya, sebuah variasi dari teori umum kedelapan belas abad kemajuan. Sejarah, ia menyarankan akan masuk akal jika bisa dilihat sebagai kemajuan, terus menerus meskipun tidak mungkin langsung, menuju keadaan yang lebih baik urusan.
Untuk menunjukkan bagaimana sejarah dapat memadukan pandangan yang terbaik dari pihak rasionalis dan empiris. Jika ilmu pengetahuan terbatas pada dunia fenomena maka diluar dunia fenomena itu ada ruang bagi kebebasan dan tempat yang tak terbatas bagi Tuhan. Pengetahuan yang dihasilkan kaum rasional yang bersifat analistik apriori yaitu suatu bentuk putusan dimana predikat sudah termasuk dengan sendirinya ke dalam subyek. Kaum empiris dalam putusan yang sintetik apospriori yaitu suatu bentuk putusan dimana predikat belum termasuk subyek. Kant kemudian memunculkan gagasan dari pertentang antara rasional dan empiris dengan mengatakan bahwa pengetahuan bersifat Sintetik apriori yaitu suatu putusan yang bersifat universal dan pasti baik di bidang indriawi dengan akal rasio.

Filsafat Sejarah Herder
Herder merupakan filsuf yang berpendapat lain mengenai pengetahuan, dia menunjukkan antithesis terhadap ajaran Kant mengenai pengetahuan yang empiris dan apriori. Herder menyatakan bahwa pengetahuan merupakan bentuk dari kompetensi dari pikiran manusia. Menulis filsafat sejarah bukan hanya untuk membicarakan kemungkinan, tetapi juga harus mempelajari dari awal. Kita harus memahami sejarah manusia terdahulu, mengerti tempat manusia dalam alam semesta, dan mengambil subyek yang serius. Sejarah menurut Herder adalah resultan dari interaksi kedua kekuatan, yaitu kekuatan eksternal dari manusia dan kekuatan internal yang hanya dapat digambarkan melalui roh manusia atau lebih tepatnya semangat berbagai bangsa dimana manusia berada.
jika kita memahami sejarah manusia pertama-tama kita harus mengerti tempat manusia dalam alam semesta, dan mengambil subjek cukup serius. Seberapa serius dia mengambil sendiri ditunjukkan oleh fakta bahwa ia dimulai dengan bentangan pada karakter fisik bumi dan hubungannya dengan planet lain.
Memahami sejarah bangsa tentu harus memperhatikan latar belakang geografis dan iklim, tetapi itu bukan hanya tolak ukur tetapi juga dengan memperhatikan atau menjelaskan seluruh perkembangan dalam istilah-istilah sejarah bangsa. Setiap bangsa dijiwai oleh semangat tertentu yang menemukan ekspresi dalam apa pun yang dilakukan anggotanya. Herder tidak puas dengan adanya teori sejarah materialisme murni tetapi juga membicarakan langkah penting menuju kelepasan diri dari pandangan bukan sejarah. Peristiwa sejarah tidak mengenal hukum, tetapi proses menurut hukum seperti perisriwa alam. Mencoba menemukan tujuan umum sejarah, yaitu suatu menunjuk ke seluruh proses sejarah. Herder menolak Kant yang dengan kritik apriori dia menegaskan bahwa dalam kritik yang lebih hati-hati diperlukan adalah pikiran imajinatif untuk dapat mengerti filsafat sejarah.
Herder melukiskan perkembangan sejarah alam dari organisme yang paling sederhana sampai manusia. Manusia berada pada puncak hierarki makhluk hidup sebab dalam dirinya tujuan alam terpebuhi. Baginya manusia tidak hanya ditujukan untuk rasio dan kebebasan, tapui juga agama, dalam agama manusia bisa memahami sebab-sebab tak tampaknya dari gejala-gejala tampak.




Tanggapan
Kant mengatakan bahwa pengalaman kita berada dalam bentuk-bentuk yang ditentukan oleh perangkat indrawi kita, maka hanya dalam bentuk-bentuk itulah kita menggambarkan eksitensi segala hal, kelemahan dari pendapatnya ini bahwa pengalaman ditentukan oleh perangkat indrawi, dari pernyataan ini kant mengabaikan pengalaman yang timbul dari luar indrawi, yakni misalkan metafisika, psikologi, karena pengalaman ini tidak bersifat indrawi, secara tidak langsung Kant menentang pengalaman yang tidak indrawi atau metafisik, sehingga seseorang tidak dapat menggambarkan eksistensi sesuatu.
Kant terkenal dengan ajaran kritisme, dalam bukunya The Critique Of Pure Reason” atau “Kritik Murni Rasio” dapat diketahui bahwa dengan menggunakan bentuk-bentuk aprioris, Kant sangat memberikan penghargaan kepada kemampuan akal dengan mengakui kebenaran aliran rasionalisme dan ia juga sepenuhnya mengakui keharusan adanya pengalaman dalam penulisan ilmu pengetahuan yang merupakan bagian dari aliran empirisme.
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang merupakan buah kemampuan akal manusia dan diperoleh dari pengalaman manusia yang dituangkan dalam penulisan dengan melalui kritik sejarah. Kritik dalam sejarah dilakukan tidak hanya dengan akal tetapi juga dengan pemikiran imajinatif yang diperlukan dalam penulisan sejarah.
Kant menyatakan bahwa harus ada unsur-unsur dalam pengetahuan, dalam kesadaran berpikir yang memang ada sebelumnya, yang lepas dari pengalaman dan berlaku sebelum ada pengalaman. Pengetahuan dimulai dari pengalaman dan tidak dapat diragukan lagi. Jadi sejarah sebagai pengetahuan mempunyai unsur-unsur yang tidak terlepas dari perilaku manusia, membuat gambaran-gambaran tentang peristiwa dan menghubungkan dengan akal sehingga  dapat mengolah bahan-bahan yang tersedia menjadi sebuah tulisan sejarah.
Sejarah menurut Herder adalah resultan dari interaksi kedua kekuatan, yaitu kekuatan eksternal dari manusia dan kekuatan internal yang hanya dapat digambarkan melalui roh manusia atau lebih tepatnya semangat berbagai bangsa dimana manusia berada. Peristiwa sejarah tidak mengenal hukum, tetapi proses menurut hukum seperti peristiwa alam. Mencoba menemukan tujuan umum sejarah, yaitu suatu menunjuk ke seluruh proses sejarah.
Filsafat sejarah menurut Herder melukiskan optimisme pencerahan bahwa sejarah secara linear menghasilkan kemajuan-kemajuan bagi kesejahteraan umat manusia dan emansipasi manusia dari segala bentuk kebodohan dan takhayul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar